Aku menulis ini untuk menghibur diri dalam kesepian yang mendalam, lengkap dengan kebingungan, rasa bersalah beriringan, jatuh di tengah malam yang menakutkan. Akhir-akhir ini aku banyak menciptakan bahagia semu dengan senyum palsu untuk mengurangi rasa bersalahku, sibuk bersembunyi dan membohongi diri.
Akhir-akhir ini aku merasa kesepian tapi ingin sendirian, dan aku tahu obat untuk sepi yang meramuku, aku butuh bicara.. aku menyadari bahwa berbicara semenyenangkan itu. Karena salahku.. sulit bicara lagi padanya, aku ingin bicara bahwa aku kesepian, aku ingin bicara padanya aku sendirian, aku ingin mengajaknya menemani sampai sepiku menghilang, aku butuh digenggam.
Bicaraku sekarang hanyalah angan, karena salahku yang akan selalu membuat langkah berjarak tanpa tujuan. Meski maaf telah kusampaikan padanya, yang berbalas tetap kecewa, pertanyaan apakah aku dimaafkan menjadi mimpi panjang yang menghantuiku. Dia bahkan tak menampakkan reaksi bahwa aku telah dimaafkan. Memangnya apa yang aku harapkan, jangan lupakan itu karena salahku.
Apakah ini balasan karena gegabahnya aku dalam berteman, entah ini kesalahanku nomor berapa, aku terima-terima saja saat membayangkan dimaafkan olehnya. Dan benar saja; aku tidak sempat bersiap untuk terima hujaman kecewa. dasar manusia, naif.
Apa aku yang berlebihan hingga buat tak nyaman?
Lama-lama aku tak mengenal, aku ingin menjadi asing kembali.
Aku udah bingung mau nulis apa lagi…
Nutfah kalau kamu baca ini, aku beneran minta maaf… aku udah bingung gimana lagi caranya. Tau gak keadaan yang kayak gini buat aku lelah, muak, palsu. Aku harus pura-pura… beneran menguras energi :( tetap semangat buat kamu.
Setelah menulis ini aku menemukan sebuah video